Doa agar amalan kita diterima Allah SWT

Doa agar amalan kita diterima Allah SWT
Doa adalah senjata yang paling ampuh bagi seluruh muslim. Bahkan al-Qur'an sendiri mengisyaratkan bahwa segala doa pasti Allah kabulkan.

   Allah menciptakan jin dan manusia bertujuan agar mereka mau tunduk dan patuh menjalankan semua perintah dan meninggal semua larangan Allah SWT. Sebagaimana Alah SWT tegaskan di dalam surah adz-Dzariat ayat 56

"Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku".

      Setiap ibadah dan perbuatan baik yang kita lakukan pasti akan diganjar Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda apabila semua yang kita lakukan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Secara garis besarnya, bahwa amalan seorang muslim akan diterima di sisi Allah SWT apabila diawali dengan niat yang tulus serta selaras dengan kehendak syari’at. Niat yang tulus saja tidak cukup apabila berada di luar jalur syari’at.

      Niat tulus ikhlas tidak bisa bergandengan dengan sifat sombong, angkuh dan riya’, karna sungguh sifat yang keji itu akan menghilangkan kualitas amal ibadah yang kita lakukan. Oleh karenanya maka patut menjadi catatan bagi kita semua, bahwa di masa yang ntah berapa ribu tahun yang lalu, ada dua nabi Allah SWT bernama Ibrahim dan Isma’il yang berdoa dengan rendah hati ketika mereka berdua membangun ka’bah. Doa ini diabadikan al-Qur’an dalam surah al-Baqarah ayat 127 sebagai berikut

 (Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

      Ketika kita cermati terjemahan dari ayat di atas, sungguh tidak kita temukan makna yang tersurat tentang niat tulus ikhlas. Ini membuktikan bahwa al-Qur’an tidak cukup bisa difahami melalui terjemahan saja, akan tetapi kita perlu menggunakan hadits dan tafsir para ulama untuk mendekatkan pemahaman kita ke level hampir sempurna.

      Syaikh Muhammad Sayyid Thantawi di dalam al-Tafsir al-Washit mencoba menggali makna niat yang tulus ikhlas yang tersirat di dalam ayat ini sebagai berikut:

      1. Berdoa seraya bersikap pasrah dan menyerahkan diri hanya kepada Allah SWT

      2. Berharap Allah menerima dan meridhoi atas apa yang mereka lakukan (ucapan secara lisan dan amal ibadah) ketika membangun ka’bah

      Tulisan sederhana ini mengajak para pembaca untuk mulai membiasakan diri ketika berdoa menggunakan doa yang pernah diucapkan oleh para nabi-nabi yang telah dijamin Allah SWT untuk menjadi penghuni surga. Tujuannya tentu saja, kita berharap semoga doa yang kita mohonkan dikabulkan Allah SWT sebagaimana yang pernah dirasakan oleh nabi-nabi terdahulu, amin…

      Untuk edisi kali ini, doanya pendek dan sangat mudah untuk diingat, yaitu

      "Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

 

Sumber: Al-Qur’an Terjemahan dan at-Tafsir al-Washit Karya Syaikh Muhammad Sayyid Thantawi